Mengejar Sunset Masa Depan

Mengejar Sunset Masa Depan

Hujan turun di sore hari ini ketika aku menulis artikel ini. Beberapa hari terakhir udara terasa begitu panas, seperti matahari ada tiga di langit.

Seperti biasa, hari-hariku kuhabiskan bersama Andinala, anakku tercinta. Kali ini aku mencoba membawanya naik mobil dengan menggunakan seatbelt anak agar kami bisa bepergian berdua dengan aman. Tapi percobaan pertama hanya bertahan lima menit saja — setelah itu, dia mulai rewel. Hahaha.

Kami sekeluarga akhirnya pergi ke mall untuk melepas penat. Andinala sangat senang bertemu orang-orang, menyapa mereka sambil berkata “halo” dengan wajah polosnya yang lucu. Momen kecil seperti ini membuatku sadar betapa berharganya waktu bersama anak.

Harapan untuk Andinala dan Keinginan yang Tertunda

Aku punya impian sederhana — suatu hari nanti, aku ingin mengajak Andinala camping di alam terbuka. Menikmati udara segar, melihat bintang di malam hari, dan mendengarkan suara serangga di antara pepohonan.

Waktu kecil, aku tidak pernah merasakan itu. Orang tuaku tidak pernah mengajakku liburan keluarga. Saat aku lahir, bapakku sudah tua dan sibuk bekerja, sementara ibuku lebih banyak di rumah. Karena itu, masa kecilku terasa sepi dan membosankan.

Aku sering iri melihat saudara-saudaraku yang bisa jalan-jalan saat kecil. Aku hanya bisa melihat foto-foto lama mereka di pantai, di gunung, dan di tempat wisata. Aku sering berangan-angan, membayangkan seperti apa rasanya berlibur bersama keluarga.

Pelajaran dari Masa Lalu

Kini aku sadar, mungkin waktu itu orang tuaku hanya berusaha bertahan hidup. Gaji dosen yang kecil dan krisis ekonomi membuat keluarga kami harus berhemat. Tapi jujur saja, aku dulu merasa mereka terlalu fokus bekerja sampai lupa membuat kenangan bahagia bersama anaknya.

Karena itulah, aku berjanji untuk tidak mengulang kesalahan itu. Aku ingin Andinala tumbuh dengan kebahagiaan. Tidak perlu liburan mewah — cukup berjalan di taman, melihat sunset di pantai, atau menikmati alam bersama sudah cukup membuatku bahagia.

Pesan untukmu, Andinala

Nak, kalau suatu hari kamu membaca tulisan ini… ketahuilah, Ayah (atau Ibu) menulis ini untukmu.
Aku ingin kamu tahu bahwa aku berusaha memberikan yang terbaik agar kamu bisa melihat dunia yang luas, penuh warna, dan penuh keindahan.

Kita akan mulai dari keliling Sulawesi, lalu menjelajah Indonesia, dan semoga suatu hari nanti keliling dunia bersama. Tapi sebelum itu, ayo belajar duduk manis dulu di kursi mobil dengan seatbelt, ya 😄

Untuk sekarang, biarkan hujan sore ini menjadi saksi kecil perjalanan kita — perjalanan yang penuh cinta, harapan, dan cerita.

Leave a Reply

Your email address will not be published.