Perkembangan Anak: Belajar Mengenal Warna dan Hewan 🧸💕

Perkembangan Anak: Belajar Mengenal Warna dan Hewan 🧸💕

Senin, 20 Oktober 2025

Halo teman-teman!
Di minggu ketiga bulan Oktober ini, saya ingin berbagi cerita kecil tentang perkembangan anak saya, Andinala. Setiap hari selalu ada hal baru yang membuat saya kagum — tumbuh kembangnya terasa begitu cepat dan penuh kejutan.

Belajar Mengenal Warna: “Pinkkk!” 💖

Akhir pekan kemarin, Andinala belajar mengenali warna. Saat saya menunjukkan benda berwarna merah muda, dengan lantang ia berkata:
“PINKKK!!”

Saya langsung tertawa dan ikut bertepuk tangan, sambil berkata “horeee!” — momen sederhana tapi sangat berharga.
Dari situ saya belajar bahwa merayakan hal-hal kecil dalam perkembangan anak adalah bentuk apresiasi yang besar untuk mereka.

Mengenal Nama-Nama Hewan 🐱🐴🐊

Selain warna, Andinala juga mulai mengenal berbagai nama hewan. Hewan favoritnya tentu saja kucing — sering sekali ia menirukan suara kucing sambil berkata:
“Meongg… meonggg… meonngg…”

Selain kucing, dia juga sudah bisa mengenali sapi, kuda, buaya, dan ular. Melihatnya begitu antusias membuat hati ini terasa hangat dan bahagia.

Refleksi Menjadi Orang Tua 👨‍👧

Jujur, menjaga anak yang semakin aktif memang melelahkan. Tenaganya seperti tak ada habisnya! Tapi di balik semua rasa lelah, ada kebahagiaan yang luar biasa.

Saya sering berpikir bahwa masa kecil anak sangat singkat, dan suatu saat ia akan tumbuh menjadi remaja yang lebih mandiri.
Dulu, saat kecil saya selalu ingin ikut ke mana pun orang tua pergi, tapi sering dilarang. Sekarang ketika mereka ingin saya ikut, justru saya yang menolak. Hidup memang berputar — kini saya berada di posisi mereka.

Harapan untuk Andinala ✨

Dalam hidup yang singkat ini, saya ingin menjadi ayah yang hadir untuk anak saya.
Kelak ketika Andinala mulai sekolah, saya ingin mengantar dan menjemputnya setiap hari, lalu menghabiskan waktu bersama — mungkin sambil ngopi cantik (ayahnya ngopi, kamu minum susu cokelat ya, Nak 😄).

Semoga Andinala tumbuh sehat, ceria, dan penuh cinta. Doakan juga ayahmu agar selalu diberi rezeki yang cukup untuk menemanimu tumbuh dewasa dan mewujudkan semua impianmu.
Melihat senyum dan tawamu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidup ayah.
Kamu adalah anugerah terindah yang pernah ayah miliki.

Mengejar Sunset Masa Depan

Mengejar Sunset Masa Depan

Hujan turun di sore hari ini ketika aku menulis artikel ini. Beberapa hari terakhir udara terasa begitu panas, seperti matahari ada tiga di langit.

Seperti biasa, hari-hariku kuhabiskan bersama Andinala, anakku tercinta. Kali ini aku mencoba membawanya naik mobil dengan menggunakan seatbelt anak agar kami bisa bepergian berdua dengan aman. Tapi percobaan pertama hanya bertahan lima menit saja — setelah itu, dia mulai rewel. Hahaha.

Kami sekeluarga akhirnya pergi ke mall untuk melepas penat. Andinala sangat senang bertemu orang-orang, menyapa mereka sambil berkata “halo” dengan wajah polosnya yang lucu. Momen kecil seperti ini membuatku sadar betapa berharganya waktu bersama anak.

Harapan untuk Andinala dan Keinginan yang Tertunda

Aku punya impian sederhana — suatu hari nanti, aku ingin mengajak Andinala camping di alam terbuka. Menikmati udara segar, melihat bintang di malam hari, dan mendengarkan suara serangga di antara pepohonan.

Waktu kecil, aku tidak pernah merasakan itu. Orang tuaku tidak pernah mengajakku liburan keluarga. Saat aku lahir, bapakku sudah tua dan sibuk bekerja, sementara ibuku lebih banyak di rumah. Karena itu, masa kecilku terasa sepi dan membosankan.

Aku sering iri melihat saudara-saudaraku yang bisa jalan-jalan saat kecil. Aku hanya bisa melihat foto-foto lama mereka di pantai, di gunung, dan di tempat wisata. Aku sering berangan-angan, membayangkan seperti apa rasanya berlibur bersama keluarga.

Pelajaran dari Masa Lalu

Kini aku sadar, mungkin waktu itu orang tuaku hanya berusaha bertahan hidup. Gaji dosen yang kecil dan krisis ekonomi membuat keluarga kami harus berhemat. Tapi jujur saja, aku dulu merasa mereka terlalu fokus bekerja sampai lupa membuat kenangan bahagia bersama anaknya.

Karena itulah, aku berjanji untuk tidak mengulang kesalahan itu. Aku ingin Andinala tumbuh dengan kebahagiaan. Tidak perlu liburan mewah — cukup berjalan di taman, melihat sunset di pantai, atau menikmati alam bersama sudah cukup membuatku bahagia.

Pesan untukmu, Andinala

Nak, kalau suatu hari kamu membaca tulisan ini… ketahuilah, Ayah (atau Ibu) menulis ini untukmu.
Aku ingin kamu tahu bahwa aku berusaha memberikan yang terbaik agar kamu bisa melihat dunia yang luas, penuh warna, dan penuh keindahan.

Kita akan mulai dari keliling Sulawesi, lalu menjelajah Indonesia, dan semoga suatu hari nanti keliling dunia bersama. Tapi sebelum itu, ayo belajar duduk manis dulu di kursi mobil dengan seatbelt, ya 😄

Untuk sekarang, biarkan hujan sore ini menjadi saksi kecil perjalanan kita — perjalanan yang penuh cinta, harapan, dan cerita.

Halo Oktober, Bye September! Musim Hujan Telah Datang

Halo Oktober, Bye September! Musim Hujan Telah Datang

Menyambut Oktober dan Musim Hujan

Halo Oktober, selamat tinggal September! 🌧️
Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, ya. Sekarang sudah memasuki bulan Oktober—pertanda musim penghujan mulai tiba. Udara pagi terasa lebih lembut, aroma tanah basah mulai sering tercium, dan langit kerap menampilkan awan abu-abu yang menenangkan.

Rutinitas Mingguan: Dari Senin ke Sabtu

Seperti biasa, Senin hingga Jumat diisi dengan rutinitas yang datar namun tetap produktif—aktivitas kampus, pekerjaan, dan urusan rumah tangga. Tapi ketika Sabtu tiba, waktunya untuk momen spesial yang aku sebut “Andinala Time” — waktu berharga untuk bersama si kecil, Andinala.

Sabtu: Waktu Bersama Andinala

Pagi-pagi sekali, setelah mandi, Andinala sudah heboh dengan ritual khasnya: “buru kuking” (bermain dengan kucing). Kami berjalan kaki menuju lapangan terbuka untuk mencari udara segar. Anak-anak memang perlu dikenalkan pada alam sejak dini agar sensorik dan motorik mereka berkembang dengan baik.

Setelah puas berkeliling dan berjemur sejenak demi mendapatkan vitamin D alami dari matahari, kami pulang dan menikmati jus semangka segar 🍉—kebiasaan sehat yang aku tanamkan sejak dini. Penting bagi anak untuk terbiasa mengonsumsi buah dan sayur agar pola makannya sehat hingga dewasa nanti.

Sore harinya, kami keluar lagi bermain bersama sepupu-sepupunya: Sapidermang, Gibran, Ahmad, dan Algazali. Tawa mereka membuat sore menjadi hangat, meski ibunya Andinala masih harus bertugas di rumah sakit.

Minggu: Video Call dan Cerita Tentang Keluarga

Hari Minggu berjalan santai. Aktivitas pagi mirip seperti hari sebelumnya, lalu menjelang siang Puang Indar (ibuku) menelpon untuk video call dari Jakarta. Beliau sedang menemani anaknya yang tengah menjalani operasi kista.

Ternyata, ini bukan kali pertama anggota keluarga kami menghadapi hal seperti itu. Kakak perempuanku pernah menjalani operasi kista pada tahun 2019 di Penang, Malaysia. Saat itu beliau baru saja melahirkan anak terakhirnya, Algazali. Perutnya tak kunjung kempis dan terasa nyeri luar biasa. Setelah diperiksa, dokter mendiagnosis kista, bahkan menyarankan pengangkatan rahim.

Namun karena pelayanan di rumah sakit tempat pertama kali dirawat cukup lambat (hasil lab baru keluar setelah seminggu), kami memutuskan mencari alternatif pengobatan di Penang. Di sana, pelayanan medis benar-benar cepat dan profesional. Dokter memutuskan operasi dilakukan keesokan harinya — dan syukurlah, rahim bisa dipertahankan. Sehari setelah operasi, pasien sudah diperbolehkan pulang dan dianjurkan berjalan untuk mempercepat pemulihan. Luar biasa, bukan?

Sementara itu, saudara perempuanku yang lain, Ammy, baru-baru ini juga menjalani operasi kista di Jakarta. Beruntung, kistanya terdeteksi lebih dini dan masih berukuran kecil, sehingga bisa ditangani dengan laparoskopi. Dua hari pascaoperasi, kondisinya sudah membaik dan bisa beraktivitas ringan.

Pelajaran Kesehatan dari Kisah Kista

Dari pengalaman itu, aku belajar pentingnya menjaga pola makan dan asupan nutrisi. Dokter menyarankan untuk mengonsumsi ikan gabus, karena mengandung albumin tinggi yang membantu proses penyembuhan luka dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Selain itu, kami juga mulai mengurangi konsumsi makanan olahan dan tinggi gula, menggantinya dengan makanan segar dan alami.

💡 Kesehatan reproduksi wanita itu sangat penting. Deteksi dini, gaya hidup sehat, dan nutrisi seimbang bisa menjadi langkah pencegahan terbaik.

Penutup: Minggu yang Penuh Makna

Begitulah kisah minggu ini — sederhana tapi penuh makna. Ada tawa bersama anak, ada cerita keluarga yang mengharukan, dan ada pelajaran berharga tentang kesehatan.
Sampai jumpa di cerita minggu depan.
Bye, ciao! 👋

Update Lyfe: Cerita Andinala Minggu Ini – Belajar Menyebut Nama Hewan dan Jalan ke Bulukumba

Update Lyfe: Cerita Andinala Minggu Ini – Belajar Menyebut Nama Hewan dan Jalan ke Bulukumba

Perkembangan Andinala Usia 1 Tahun Sekian Bulan

Hari demi hari, Andinala semakin pintar. Di usia 1 tahun lebih, banyak hal baru yang mulai ia kuasai. Perkembangan ini membuat saya dan istri merasa waktu berjalan begitu cepat, seakan ingin menghentikan momen agar bisa menikmatinya lebih lama.

Kesukaan Baru: Kucing alias “Kuking”

Salah satu hal lucu minggu ini adalah kesukaan Andinala pada kucing. Sebelum tidur, ia biasanya harus menonton video kucing dulu baru bisa terlelap. Uniknya, Andinala menyebut kucing dengan sebutan “kuking”. Sangat menggemaskan!

Mulai Menyebut Nama Hewan dan Suaranya

Selain kucing, Andinala juga sudah bisa menyebut beberapa nama hewan seperti bebek, monyet, dan gajah. Bukan hanya menyebut nama, tapi ia juga menirukan suara-suara mereka. Tingkah polosnya ini benar-benar membuat suasana rumah penuh tawa.

Hadiah Boneka Winnie the Pooh dari Australia

Minggu ini, Andinala mendapat hadiah spesial dari pamannya, Uncle Andi Arsyil, yang sedang berada di Australia. Hadiah tersebut berupa boneka Winnie the Pooh blind box. Saat dibuka, isinya adalah Winnie the Pooh berwarna pink sambil memegang wortel. Lucunya, boneka ini langsung jadi favorit barunya.

Rencana ke Jakarta dan Perjalanan ke Bulukumba

Sebenarnya ada rencana untuk mengajak Andinala jalan-jalan ke Jakarta bersama nenek dan sepupunya Cunli. Namun karena kesibukan saya di kantor dan ibunya yang sedang sekolah, akhirnya ia berangkat ke kampung halaman di Bulukumba bersama nenek dan kakeknya.

Sepinya Hari-Hari Tanpa Andinala

Hari-hari terasa sepi tanpa kehadiran Andinala di rumah. Ada rasa hampa, seperti kehilangan sesuatu yang penting. Inilah mungkin yang dirasakan para orang tua ketika harus berjauhan dengan anaknya.

Jalan-Jalan ke Taman Berburu “Kuking”

Sebelum berangkat ke Bulukumba, saya dan Andinala sempat jalan-jalan sebentar ke taman. Aktivitas sederhana ini kami isi dengan berburu “kuking”, sesuatu yang selalu membuatnya bersemangat.

Penutup

Itulah sedikit cerita update minggu ini. Semoga cerita tentang perkembangan anak usia 1 tahun ini bisa jadi kenangan berharga dan juga referensi bagi orang tua lain. Sampai jumpa di Update Lyfe berikutnya!

Ciao 👋

Pengalaman Anak Sakit: Cara Mengatasi Demam dan Sariawan pada Anak

Pengalaman Anak Sakit: Cara Mengatasi Demam dan Sariawan pada Anak

Pengalaman Anak Sakit: Nara Demam dan Sariawan

Halo teman-teman, kali ini saya mau berbagi life update minggu kemarin. Sebenarnya biasanya saya update di hari Jumat, tapi minggu lalu agak sibuk dan Nara sempat sakit, jadi baru sempat nulis di blog ini sekarang. Semoga cerita ini bisa jadi pengalaman untuk orang tua lain yang mungkin mengalami hal serupa.

Awal Gejala: Anak Mulai Menolak Makan

Awalnya Nara tiba-tiba tidak mau makan. Biasanya dia lahap sekali, tapi kali ini sama sekali menutup mulut. Lama-kelamaan dia jadi rewel, terlihat lemas, dan matanya mulai sayu. Saat itu saya sudah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Akhirnya saya kabari mamanya untuk dibelikan obat, lalu kami putuskan observasi dulu selama 24 jam pertama.

Bagian Tersulit Saat Anak Sakit

Hal paling menyedihkan ketika anak sakit adalah melihat perubahan sikapnya. Dari yang biasanya ceria dan aktif, mendadak jadi lemas dan tidak bersemangat. Rasanya kalau bisa, biarlah orang tuanya yang sakit, jangan anak. 😢

Demam Naik di Malam Hari

Malam harinya, suhu tubuh Nara naik hingga 38,5°C. Saya mulai panik, tapi untung mamanya sudah terbiasa menghadapi pasien. Dengan tenang, dia memberikan parasetamol dosis pertama. Lucunya, Nara malah bilang sendiri “obat, obat”. Ya Allah, anakku pintar sekali.   Namun sekitar jam 3 dini hari, suhu tubuhnya kembali naik meski sudah minum obat. Saya akhirnya peluk dan gendong Nara sambil ganti baju karena banyak keringat. Cara ini ternyata cukup efektif menurunkan demamnya, meskipun badan saya ikut terasa panas. Tidak masalah, yang penting anakku lebih baik.

Pagi Hari: Ditemukan Sariawan di Mulut

Keesokan paginya, Nara masih rewel dan sulit makan. Awalnya saya kira hanya karena tenggorokannya sakit, tapi setelah dicek ternyata ada sariawan di mulutnya. Pantas saja dia menolak makan, pasti perih sekali. Kasihan sekali rasanya.

Dukungan dari Sepupu

Karena sakit, Nara dapat hadiah boneka bebek dari sepupunya, Shelina. Katanya tadinya mau diajak main capit-capit boneka, tapi karena Nara sedang sakit jadi bonekanya langsung dikasih saja. Terharu sekali melihat perhatian dari sepupunya.

Kondisi Mulai Membaik

Sepanjang hari, suhu tubuh Nara perlahan turun meskipun masih flu. Semoga segera pulih sepenuhnya. Dan semoga semua yang membaca tulisan ini juga selalu diberikan kesehatan.

Kesimpulan: Anak Sakit, Orang Tua yang Ikut Merasakan

Melihat anak sakit memang membuat hati orang tua ikut hancur. Lebih baik orang tua yang sakit daripada anak. Karena anak hanya bisa menangis, sementara orang tua hanya bisa berdoa dan berusaha sekuat tenaga. Semoga pengalaman saya ini bisa bermanfaat, terutama untuk para orang tua yang sedang merawat anak sakit.   Kalau teman-teman juga pernah mengalami anak sakit dengan gejala serupa, boleh banget share pengalaman di kolom komentar. Siapa tahu bisa jadi pelajaran dan saling menguatkan antar orang tua  
Anakku Sayang lahir Di Dunia

Anakku Sayang lahir Di Dunia

hari itu tanggal 2/4/2024 kamu lahir di dunia di siang hari, sungguh perasaan yang tak pernah aku rasakan menjadi seorang ayah. pertama kali melihat dirimu menangis aku masih ingat sekali, kamu langsung cari UU ( read: susu ), mulut kamu monyong2 cari susu sampai suster sendiri kagum dan bilang barusan ada anak lahir langsung cari susu, hahhaa.. aku sangaatt senangg ketika kamu lahir nak, wajahmu begitu merah dan suaramu sangat kerass menangis.

adzanin anakku cantik pas baru lahir

setelah meng adzanin kamu, aku tak dapat menahan air mata. huhu..

lucuu sekali, begini rasanya menjadi orang tua ( tak dapat mendeskripsikan ) rasakan saja sendiri.

yang lucu adalah sebelum kamu dilahirkan sebenarnya, mama kamu udah masuk ruang operasi trus papa diminta untuk belikan alat KB, terpaksa beli di apotek diluar karena di apotek rs stoknya kosong. pas lagi cari diluar jalanan macet sekali pulak, pusing karena sudah mau operasi. sampai klakson kendaraan tidak berhenti untuk berbunyi, pas sampai apotek antrinya panjang kaliiiii lebarrr, untung tanyain petugas bilang ini urgent butuh untuk operasi jadi di dahulukan, tidak peduli lagi dumel2 orang antri dibelakang. maafin ya.

setelah kurang lebih drama kebut2an sampailah ayah dirumah sakit lalu ketemu mama, bilang kamu adalah ibu yang kuat dan juga istri yang kuat untuk melahirkan anak kita. duh terharu banget sampai salim, itu mungkin 30 menit paling menegangkan di hidup saya nak.

kedua nenek yang tidak sabar menunggu cucunya lahir langsung minta difotoin

anakku, hari demi hari terlewati semoga menjadi kenangan yang indah dikeluarga kecilku dengan hadirmu. masih banyak yang harus aku pelajarin menjadi seorang ayah yang baik, tetapi semua itu untuk kamu alasannya.

sehat sehat ya nak, nikmati momen kita bersama ibu, ayah, dan kamu.

  kamu setelah tiba dikamar hari pertama lucu sekali
takberhenti syukur atas kehadiranmu nak